[FanFiction] VIXX | Father's Series | Leo the Cool Daddy







Leo The Cool Daddy a story by Kyung22
Staring by
VIXX’s Leo (Jung Taekwoon) & His Daughter Jung Hyemi
Genre : Family-life, AU, Little bit Sad | Length : One shoot | Rating : G
Disclaim & Note :
Cerita ini milik saya! Dilarang menjiplak cerita ini tanpa izin dari saya! Berkaryalah dengan otak sendiri!
Father’s Stories pertama dengan tokoh Leo. Karena ia manusia/? Yang dingin jadi cocok untuk Father’s Stories kali ini. Cerita ini terinspirasi oleh lagu VIXX – Thank You for Being Born.
Jika ada persamaan inspirasi atau alur, itu hanya kebetulan semata!
Maaf jika ada kesalahan dalam EYD. Terima kasih untuk para pembaca yang meninggalkan jejak!
Sebelumnya telah diposting di Blog lain saya

Summary :
“Terima kasih telah lahir didunia ini. Ayah sangat mencintaimu.”

****



Pagi hari di musim semi. Tepatnya tanggal 7 April 2015. Seorang gadis kecil menggeliatkan tubuhnya. Ia mulai sadar dari tidurnya selama 7 jam lebih. Ada banyak PR yang harus ia kerjakan semalam sehingga membuatnya terlambat 1 jam untuk tidurnya. Gadis kecil itu sudah terbiasa bangun tanpa harus dibangunkan oleh ayahnya. Orang yang ia punya satu-satunya didunia ini.

Gadis kecil itu duduk sebentar dikasurnya. Ia menatap kalendar yang terpajang di dinding kamarnya. Ia mengerucutkan bibirnya. Wajah menjadi lesu. Ia tidak mendapatkan ucapan selamat pada pagi hari ini. Ucapan selamat ulang tahun, karena tanggal 7 April ini adalah hari ulang tahunnya. Ia harap ayahnya mengucapkan selamat ulang tahun, langsung setelah ia membuka matanya. Tetapi kenyataannya tidak.

“Uh! Apakah ayah melupakan ulang tahunku lagi?”, gumamnya sebal. Ia menghentakan kakinya saat ia berjalan ke kamar mandi. Ia tidak habis pikir dengan ayahnya. Kenapa ayahnya selalu melupakan ulang tahun anaknya sendiri? Ayahnya hanya ingat dengan pekerjaannya. Ayahnya bahkan lupa untuk menjemput anaknya. Kenapa ayahnya menyebalkan sekali?

**

Gadis kecil tadi sudah selesai dari mandinya. Ia juga sudah memakai seragam sekolahnya. Sekarang ia sedang memakan roti panggang yang dibuat ayahnya untuknya. Ia memakan roti itu dengan kesal. Ayahnya hanya diam sedari tadi. Ia tidak mengatakan apapun, hanya sibuk dengan laptopnya. Pasti pekerjaan kantor lagi.

“Ayah, kau tau ada kejadian apa dihari ini?”, Tanya sang anak. Ia mencoba memancing ayahnya, berharap jika ayahnya mendadak ingat dan mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.

“Ada meeting penting.”, jawab ayahnya datar dan sangat singkat. Itu membuat sang anak semakin sebal. Ayahnya memang sama sekali tidak ingat akan hari ulang tahunnya. Yang ayahnya ingat hanya meeting, pekerjaan dan perusahaannya saja.

“Ayo, Hyemi.”, sang ayah memanggil anaknya. Ya, gadis itu bernama Jung Hyemi. Gadis kecil yang sekarang sudah menginjak umur 10 tahun, baru hari ini. Dan orang yang Hyemi miliki satu-satunya didunia ini tidak mengingat hari ulang tahunnya. Sangat menyedihkan, kejadian ini sudah kedua kalinya terulang. Ayahnya kembali tidak mengingat ulang tahunnya.

Hyemi pun berangkat ke sekolahnya dengan diantar oleh ayahnya. Nama ayahnya adalah Jung Taekwoon. Ayah terdingin yang ada, tetapi Taekwoon sangat menyayangi Hyemi lebih dari apapun. Taekwoon terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sampai ia tidak sadar jika ia telah melupakan ulang tahun Hyemi —lagi.

Hyemi hanya menatap keluar kaca mobil milik ayahnya. Mobil mewah yang entah berapa harganya. Tetapi Hyemi bisa pastikan harga mobil ayahnya ini pasti mahal. Bukankah harga kue tart lebih murah daripada harga mobil ini? Kenapa ayahnya lebih memilih membeli mobil baru setiap tahun daripada membelikan kue tart untuknya? Apakah mobil lebih berharga daripada kebahagiaan anaknya? Itulah yang Hyemi pikirkan sepanjang jalan. Biasanya ia akan banyak bercerita pada ayahnya. Tetapi tidak untuk kali ini.

Sesampainya didepan gerbang sekolah, Hyemi langsung turun dari mobilnya tanpa mencium pipi ayahnya. Biasanya Hyemi akan mencium pipi Taekwoon sebelum ia masuk ke sekolahnya, dan juga mengucapkan salam. Sifat Hyemi pagi ini membuat Taekwoon sedikit bingung. Ia tak tau apa yang terjadi. Jung Taekwoon, Hyemi seperti itu karena dirimu!

Taekwoon pun menghela nafasnya, sedetik kemudian ia menancapkan gas mobilnya. Mengarahkan mesin itu menuju kantornya. Ia kembali mengurus perusahaannya yang cukup besar itu.

**

“Hyemi, apa yang terjadi padamu?”, Tanya Yunhee, teman baik Hyemi. Ia sangat dekat dengan Hyemi. Ia tau Hyemi sangat cerewet dan periang, tetapi tidak dengan hari ini. Hyemi hanya diam sepanjang istirahat tanpa berbicara sepatah katapun.

“Ayahku melupakan ulang tahunku… lagi.”, jawab Hyemi jujur. Tadi saat ia masuk ke kelasnya, Hyemi langsung disambut dengan ucapan selamat ulang tahun dari teman-temannya. Wali kelasnya juga mengucapkan selamat ulang tahun pada Hyemi. Lalu bagaimana bisa ayahnya tidak mengucapkannya? Ayahnya bahkan sama sekali tidak mengingat ulang tahunnya.

“Begitu ya? Padahal ayahku sangat berisik jika dihari ulang tahunku. Ia akan berteriak ‘selamat ulang tahun!’ saat membangunkanku. Menciumku bertubi-tubi, memelukku tanpa henti dan…”, sebelum menyelesaikan katanya, kalimat Yunhee sudah diputus oleh Hyemi.

“Cukup. Kau membuatku iri. Paman Jaehwan memang tidak seperti ayahku. Kau sangat beruntung!”, seru Hyemi. Ia sangat sangat iri dengan Yunhee. Ayah Yunhee juga pemilik perusahaan sama seperti ayahnya. Tetapi Ayahnya Yunhee sangat perhatian padanya. Selalu tersenyum pada Yunhee, tidak pernah telat saat menjemput Yunhee, dan selalu menasehati Yunhee panjang lebar. Itu membuat Hyemi sangat iri pada Yunhee.

Mungkin dicium, dipeluk dan dinasehati tampak menyebalkan bagi sebagian anak. Mereka akan merasa malu dan malas mendengar ceramah orang tua mereka. Tetapi Hyemi sangat menginginkan hal itu. Ia ingin Taekwoon selalu menciumnya dan memeluknya, apalagi jika Taekwoon bisa menceramhinya panjang lebar. Itu sangat menyenangkan bagi Hyemi.

**

Gadis kecil itu menggosok-gosokkan kedua tangannya. Walaupun ini sudah memasuki musim semi, udara Seoul tetap saja dingin seperti biasanya. Apalagi kali ini Hyemi lupa membawa mantel atau pakaian hangat lainnya. Ayahnya sudah terlambat 1 jam lebih. Ini sangat keterlaluan. Apa yang dilakukan ayahnya sampai-sampai lupa untuk menjemputnya? Sekali saja, Hyemi sangat ingin Taekwoon menjemputnya tepat waktu.

“Ayah… kau dimana?”, lihat, sekarang gadis itu hampir menangis. 67 menit ia terus berdiri digerbang sekolahnya. Jam tangannya sudah menunjukan pukul 6 lebih 10 menit. Seharusnya ia sudah dijemput pada jam 5 tadi. Jika tau akan terjadi hal seperti ini, Hyemi tidak akan menolak tawaran Paman Jaehwan tadi. Ayah Yunhee itu mengajaknya pulang bersama, tetapi bodohnya Hyemi menolaknya. Ia lebih memilih menunggu ayahnya yang tak kunjung datang dan entah kapan datangnya.

Tiiin… Tiiin…
Suara klakson mobil terdengar. Hyemi melihat mobil ayahnya yang sudah dekat dengan posisinya berdiri. Gadis itu segera menghapus airmatanya yang sempat menetes. Ini hari ulang tahun terburuknya. Andai saja Hyemi masih mempunyai ibu, setidaknya ada keluarga yang mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Hyemi yakin, jika ia punya ibu, ibunya itu pasti tidak akan pernah melupakan ulang tahunnya. Tidak seperti ayahnya. Bahkan Paman Jaehwan mengingat ulang tahunnya.

Hyemi segera masuk ke mobil ayahnya. Ia hanya diam seperti tadi pagi. Sampai sekarang ayahnya sendiri tidak berkata apapun. Bahkan meminta maaf atas keterlambatannya saja tidak. Sebetulnya Hyemi masih bingung orang seperti apakah ayahnya itu? Ayahnya sangat dingin. Hanya berbicara sedikit. Hari ini Hyemi baru mendengar 2 kata dari bibir ayahnya. Dan itu terjadi pagi tadi. Kata yang menyebalkan dan tidak penting bagi Hyemi.

Tanpa Hyemi sadari, airmatanya menetes lagi. Ia segera mengusapnya. Hyemi tak mau ayahnya tau jika ia menangis. Ayahnya pasti tidak akan berbuat apapun. Hyemi yakin itu, karena Hyemi sudah mengalaminya berkali-kali. Setiap ia menangis, ayahnya hanya bisa mengacak rambutnya, hanya itu.

**

Sampai dirumah, Hyemi langsung masuk ke kamarnya. Tak lupa, ia juga membanting pintu kamarnya keras-keras. Itu membuat Taekwoon terkejut. Selama ini Hyemi tidak pernah bersifat seperti itu. Hari ini anaknya benar-benar aneh.

Taekwoon berinisiatif menghampiri Hyemi. Ia menaiki tangga menuju kamar Hyemi. Pintu yang dicat pink itu tertutup rapat. Untung saja Hyemi tidak mengunci pintu kamarnya. Hal itu membuat Taekwoon leluasa masuk ke kamar anaknya itu.

Taekwoon melihat Hyemi yang bergulung selimut pink miliknya. Hyemi menyembunyikan wajahnya saat Taekwoon masuk ke kamarnya. Sementara Taekwoon hanya mengelus kepala Hyemi dari luar selimut. Ia terlalu bingung untuk menanyakan ‘apa yang terjadi?’ pada Hyemi. Selama ini Taekwoon pikir keadaan baik-baik saja. Hanya saja hari ini Hyemi bersifat aneh.

Pria satu anak itu berjalan menuju meja belajar Hyemi. Ia merapikan buku-buku yang berantakan. Taekwoon jadi teringat dengan istrinya yang tidak bisa merapikan buku-buku dimejanya. Selalu saja, jika buku-buku itu sudah rapi ditempatnya, maka akan kembali berantakan lagi.

Selesai merapikan buku-buku dimeja anaknya, Taekwoon berjalan keluar dari kamar Hyemi. Tetapi ia sempat melirik kearah tanggalan yang terpajang didinding kamar Hyemi. Taekwoon pun menghentikan langkahnya. Ia kembali menatap tanggalan yang dihiasi tokoh Disney itu. Hari ini tanggal 7 April. Taekwoon menepuk kepalanya. Ia baru ingat jika ini adalah hari ulang tahun anaknya. Pantas saja Hyemi marah sepanjang hari padanya.

Taekwoon menatap Hyemi yang masih ada didalam selimutnya. Ia menghela nafasnya. Pasti Hyemi sangat kesal padanya. Ini sudah kedua kalinya Taekwoon melupakan ulang tahun anaknya.


**

Sejak 2 jam yang lalu, Taekwoon berkutat didapur rumahnya. Ia mencoba memasak kue tart yang ia pelajari dari internet. Hasilnya memang tidak sedikit bagus. Kue yang sedikit hangus, ukurannya kecil dan juga cream pink yang entah bagaimana itu. Taekwoon menambahkan beberapa buah ceri dan lilin pada kue yang ia buat. Taekwoon sendiri sedikit ‘ngeri’ melihat kue tart buatannya itu. Setidaknya, rasa kue tart itu lumayan enak. Taekwoon sudah mencicipinya tadi.

Pria bertubuh tinggi itu membuka apronnya. Ia berjalan menuju kamar anaknya. Taekwoon mendengar suara isakan Hyemi yang sedang menangis. Rasa bersalah muncul dibenak pria satu anak itu. Ia memang bukan ayah yang baik untuk Hyemi.

“Naiklah.”, ujar Taekwoon pada anaknya. Ia berjongkok didekat kasur Hyemi, memerintahkan gadis kecil itu untuk naik ke punggungnya. Tetapi, Hyemi tidak bergerak sama sekali. Ia masih kesal pada ayahnya.

“Ini ulang tahumu ‘kan? Ayo naik.”, ujar Taekwoon lagi. Hyemi bangkit, ayahnya sudah mengingat ulang tahunnya? Sejak kapan? Hyemi pun segera naik ke punggung ayahnya. Taekwoon menggendong anaknya menuju ruang tengah. Disana terdapat kue tart yang Taekwoon buat tadi.

Taekwoon mendudukan Hyemi disofa bewarna putih miliknya. Ia juga menghapus sisa airmata Hyemi yang masih ada dipipi chubby anaknya itu. Sedetik kemudian Taekwoon berjalan kearah piano miliknya. Ia mulai menyanyikan sebuah lagu sambil diiringi permainan pianonya sendiri.

“Harujongil nareul gwaenhi miwohaetgetji
(Sepanjang hari ini mungkin kau membenciku)
Ajikdo neon nareul molla, babo
(Kau masih saja tidak mengenalku, bodoh)

Ilnyeone ddak hanbeonppunin neoeui saengil
(Ulang tahunmu hanya datang sekali dalam setahun)
Ijeulliga itgesseo
(Bagaimana bisa aku melupakannya?)

Naemam geudongan pyohyeonmothaeseo mianhae
(Maafkan aku karena tidak bisa mengekspresikan perasaanku selama ini)
Ssukseureowonnabwa saranghandan mal
(Aku sangat merasa malu untuk mengatakan aku cinta padamu)
Du nuneul gamajullae
(Maukah kau menutup kedua matamu?)

Chukhahae Happy birthday to my love
(Selamat, selamat ulang tahun untuk cintaku)
Sibnyeoni jinado haruga jinangeotcheoreom
(Bahkan setelah 10 tahun berlalu, ini seperti 1 hari yang terlewatkan bagiku)
Byeonhajireul anhgireul maeil seollegireul
(Aku tidak akan berubah, aku akan membuat hatimu berdebar setiap hari)
Naneun yaksokhae
(Aku berjanji padamu)

Gomawo neomu thank you for my love
(Terimakasih, terimakasih banyak untuk cintaku)
Neo taeeonajwoseo oneul ireohke wajwoseo
(Untuk sudah lahir dan datang kepadaku)
Neol mannan geon naege keun haenguniya
(Bertemu denganmu adalah keberuntungan terbaik dalam hidupku)
Ja ije chotbureul kkeojullae my love
(Sekarang, tiup lilinnya cintaku)

Naega su itneun geon hanappuniya
(Satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah)
Neol deo saranghaneun il
(Lebih mencintaimu)
Gakkeum neol apeuge halttaedo itgetjiman
(Ada banyak saat ketika aku menyakitimu)
Igeo hanamaneun kkog arajullae
(Tetapi tolong ketahuilah satu hal ini)
Neul jigeumcheoreom neoreul
(Hanya seperti biasanya, hanya seperti sekarang)

Saranghae You’re my everything to me
(Aku mencintaimu, kau segalanya bagiku)
Sibnyeoni jinado haruga jinan geotcheoreom
(Bahkan setelah 10 tahun berlalu, ini seperti 1 hari yang terlewatkan bagiku)
Byeonhaji anhgireul maeil seollegireul
(Aku tidak akan berubah, aku akan membuat hatimu berdebar setiap hari)
Naneun yaksokhae My love
(Aku berjanji, cintaku)

Ajikdo kkumman gateun geol
(Ini masih terasa seperti sebuah mimpi)
Cheonsa gateun sarami
(Seseorang yang seperti malaikat)

Nal bomyeo useo
(Menatapku dan tersenyum kepadaku)
Ireohke
(Seperti ini)

Saranghae selsu eobsi wachyeodo
(Bahkan jika aku berteriak ‘aku mencintaimu’ tanpa henti)
Neul bujoghan geu mal
(Itu masih belum cukup)

Honjaseo warobgo himdeunnaldeul uri hamkkeramyeon
(Kesepian dan hari yang sulit tidak akan menjadi menakutkan)
Duryeoul ge eobseulgeoya
(Jika kita bersama)
Neomchigo neomchyeoseo gamdangandwel ilman
(Aku akan memberikanmu kasih sayang)
Jeonbu julgeoya
(Yang selalu melimpah)

Gomawo neomu Thank you for my love
(Terima kasih, terima kasih banyak untuk cintaku)
Neo taeeonajwoseo geurigo naegyeote isseojwoseo
(Untuk sudah lahir dan berada disampingku)
Neol manaseo dasi nan taeeonangeoya
(Aku lahir kembali karena aku bertemu dengan dirimu)
Ja ije I banjikkyeojullae My Love
(Sekarang, maukah kau memakai cincin ini, cintaku?)”

Taekwoon menghapus airmatanya yang sempat menetes ketika ia bernyanyi tadi. Berbeda dengan anaknya, Hyemi terus menangis bahkan setelah lagunya selesai. Ia berlari menghampiri ayahnya, Hyemi memeluk ayahnya dengan erat. Ia salah mengenai ayahnya, sekarang bagi Hyemi, ayahnya adalah ayah yang terbaik di dunia.

“Selamat ulang tahun, Jung Hyemi.”, ujar Taekwoon. Suaranya terdengar bergetar. Kentara sekali jika kembali menangis. Ini adalah pertama kalinya bagi Hyemi melihat ayahnya menangis. Sebetulnya Taekwoon juga menangis saat Hyemi lahir, dan pada saat itu juga istrinya meninggal dunia setelah melahirkan Hyemi. Walau begitu, Taekwoon tetap bersyukur karena Hyemi telah datang kepadanya. Hyemi seperti malaikat yang menggantikan istrinya. Gadis kecil yang lucu, yang membuat Taekwoon masih bertahan hidup sampai saat ini.

Taekwoon menggendong Hyemi menuju kue yang ia letakan dimeja ruang tengah. Kue yang tak seberapa enak itu adalah hasil kerja tangannya. Taekwoon yakin Hyemi akan menyukai kue buatannya. Hyemi adalah anak yang baik, selalu menghargai apapun yang ayahnya lakukan.

“Sekarang, tiup lilinnya.”, titah Taekwoon pada Hyemi. Sebelumnya ia menghapus airmatanya anaknya itu. Hyemi pun menuruti perintah Taekwoon. Ia meniup lilin yang ada di kue ulang tahunnya, kemudian ia tersenyum pada Taekwoon. Senyum malaikat yang sangat cantik.

“Ini cincin milik ibumu. Pakailah sebagai kalung, jika itu masih kebesaran dijarimu.”, Taekwoon memberikan cincin milik ibu Hyemi. Cincin berlian itu memang masih kebesaran dijari-jari Hyemi.

“Ayah, terima kasih.”, Hyemi kembali memeluk Taekwoon dengan erat. Tangan kecilnya mencoba melingkari punggung Taekwoon yang cukup lebar. Hyemi sangat-sangat mencintai ayahnya. Orang yang mengasuhnya sejak ia lahir didunia ini. Bahkan Hyemi ingat kata Paman Jaehwan, jika ayahnya rela menggendongnya kemanapun saat Hyemi masih bayi. Saat itu Taekwoon harus bekerja, dan Hyemi tidak bisa ditinggalkan. Jadi Taekwoon membawa Hyemi kemanapun, bahkan saat ia meeting.

“Terima kasih telah lahir didunia ini. Ayah sangat mencintaimu.”, ucap Taekwoon berterima kasih. Ia mengelus rambut Hyemi yang panjang.

Sedingin-dinginnya Taekwoon yang tidak bisa mengekspresikan perasaannya, sekaku-kakunya Taekwoon yang tidak dapat berbicara panjang lebar pada anaknya, sebodoh-bodohnya Taekwoon yang melupakan ulang tahun anaknya, setidaknya ia adalah ayah. Ayah yang sepenuh hati mencintai anaknya. Ayah melindungi anaknya dari segala macam bahaya diluaran sana. Dan ayah yang sangat menyayangi anaknya. Taekwoon hanyalah ayah yang dingin, yang melupakan ulang tahun anaknya.

***
THE END

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu 2AM I Wonder If You Hurt Like Me [Hangul+Romanization+English+Indonesia]

Lirik lagu Kim Dong Wook (김동욱) My Heart Is Cursing OST You're Beautiful [Han+Rom+Indo]

[Lirik Lagu] Lee Jung 이정 - Wish It Was You 너였으면 좋겠어 Flower Boy Next Door OST (Hangul | Romanization | Indonesia | English)