[FanFiction | FF] U-Kiss | Ficlet | My Brother






My Brother a story by Kyung22
Staring by
U-Kiss’s Lee Kiseop & OC’s Lee Jikyung
Genre : Family life, Comedy, AU | Length : | Rating : G
Disclaim & Note :
Cerita ini milik saya! Dilarang menjiplak cerita ini tanpa izin dari saya! Berkaryalah dengan otak sendiri!
Kakak beradik dari cerita saya hadir! Menceritakan 2 saudara yang jarang sekali akur.
Jika ada persamaan inspirasi atau alur, itu hanya kebetulan semata!

Summary :
Kakakku dan aku membuat kekacauan lagi. Kakakku memang menyebakan. Maaf, Ibu!

****


Di rumah keluarga Lee yang sama sekali tidak pernah sepi, terdapat 2 kakak beradik. Mereka kakak beradik yang sangat berisik. Semua yang mereka lakukan pasti menimbulkan suara yang berisik. Entah itu karena mereka bertengkar, menyanyi lagu rock, dan lainnya. Apapun hal yang mereka lakukan, akan menimbulkan suara yang memekakan telinga.

Sang kakak bernama Lee Kiseop. Lelaki berumur 21 tahun yang sedang menjalani sekolah di universitas. Ia adalah kakak yang jahil, selalu mengganggu adiknya. Dia adalah penyebab dari semua kebisingan di rumah keluarganya. Kiseop sebetulnya lelaki yang rajin, ia tampan dan juga pintar. Hanya saja sifat menyebalkannya itu mengalahkan semua karismanya.

Lee Jikyung si adik adalah gadis yang berumur 16 tahun. Ia duduk dikelas 1 perguruan tinggi. Jikyung adalah gadis yang pemalas. Ia susah untuk bangun pagi, jarang mandi dan tidak cukup pandai seperti kakaknya. Hanya saja ia sangat hebat dalam seni. Ia bisa melukis, menyanyi dan menari. Jikyung sangat mudah tersulut emosi jika kakaknya sudah mulai menyebalkan. Ia selalu membalas perbuatan jahil kakaknya, dan itu semakin membuat rumah ini berisik.

Seperti pagi hari ini. Kakaknya sedang membangunkan adiknya yang pemalas. Kiseop melihat Jikyung yang masih bergulung dengan selimutnya.

“Sudah pagi! Bangun pemalas! BANGUUUUN!” teriak Kiseop sambil membangunkan adiknya. Lelaki itu juga menarik selimut yang menutupi tubuh adiknya. Membangunkan adiknya adalah kegiatan rutin yang selalu ia lakukan saat pagi hari. Kiseop sendiri bingung, adik wanitanya itu sangat malas. Adiknya tidak bisa bangun pagi jika tidak dibangunkan.

“Argh! Ini hari libur! Aku ingin tidur!” seru Jikyung sambil merebut selimutnya. Suaranya serak, khas orang yang masih ‘setengah sadar’.

“Entah itu hari biasa atau hari libur sekalipun kau harus tetap bangun! Siapa yang mau menjadi suamimu jika kau begini? Dasar pemalas!” ujar Kiseop lagi. Kini ia mengguncangkan tubuh adiknya. Tetapi usaha kerasnya itu tidak membuahkan hasil. Adiknya tetap terlelap dalam tidurnya, dan sama sekali tidak memperdulikan kakaknya.

Kiseop yang geram akhirnya mempunyai satu ide cemerlang di otaknya. Ide itu muncul tiba-tiba, jika di film kartun, pasti sudah ada lampu diatas kepala Kiseop.

Kiseop melaksanakan idenya itu. Ia mulai menarik kaki adiknya. Tidak sulit bagi Kiseop untuk menarik Jikyung, adiknya itu ringan. ¼ badan Jikyung sudah berada diluar kasur. Walaupun begitu, Jikyung tetap tidak bergeming. Kiseop pun terus menarik adiknya. Sampai—

BRUK!
“ARGH! LEE KISEOP! AWAS KAU!” Jikyung berteriak kesakitan. Bagaimana tidak? Kiseop menarik tubuhnya sampai ia terjatuh dilantai. Gadis itu merasa bahwa bokongnya mengalami keretakan. Sementara Jikyung yang masih kesakitan, Kiseop sudah berlari meninggalkan adiknya.

Jikyung segera menyusul Kiseop yang berlari meninggalkannya. Ia mengejar Kiseop yang berlari didepannya. Aksi kejar-kejaran dan teriak-teriakan itu terulang kembali. Bukan sekali atau dua kali, tetapi memang seperti itulah setiap harinya. Mereka selalu berlarian sambil berteriak satu sama lain.

“KENAPA KAU MELAKUKAN ITU!?”

“ITU KARENA KAU PEMALAS! MANA ADA GADIS SEPERTIMU!?”

Kiseop terus berlari. Ia pun pergi menuju dapur, berlindung dibalik ibunya. Ibunya sendiri memegang kepalanya. Merasa pusing atas perbuatan kedua anaknya. Mangkuk berisi adonan tepung ditangannya itu belum selesai, dan sekarang sudah ada penghancur yang mengganggunya.

“Ibu, awas. Aku ingin sekali memukul lelaki bodoh itu!” seru Jikyung pada Ibunya. Tangannya memegang sendok nasi. Sendok nasi yang ia gunakan sebagai senjata untuk membalas perbuatan kakaknya. Jikyung memelototkan matanya sambil mengayun-ayunkan sendok nasi ke arah kakaknya. Sedangkan Kiseop memeletkan lidahnya, sendok nasi itu tidak berhasil mengenainya. Tentu saja, karena Kiseop berlindung dibelakang ibunya, itu membuat Jikyung tidak berhasil memukulnya.

“HEY KALIAN DUA ORANG GILA! BERHENTILAH BERTENGKAR!” teriak sang ibu kepada 2 anaknya. Ia sudah geram. Setiap hari melihat pertengkaran yang tak ada habisnya membuatnya stress. Apalagi suara bising yang mengganggu semua kegiatannya sebagai ibu rumah tangga. Lebih baik berada dipasar daripada dirumah dengan kedua anaknya itu. Setidaknya ia masih bisa mendapatkan diskon dipasar, bukannya mendapat sakit kepala.

“Ibu, aku ingin memukulnya.” Ujar Jikyung lagi. Akhirnya sang ibu menyingkir dari lokasi pertempuran itu. Ia masuk ke kamarnya sambil membanting pintu. Suaranya sangat keras sehingga membuat Jikyung dan Kiseop terdiam.

“Ini salahmu!” ucap Kiseop menyalahkan adiknya. Menurutnya Jikyunglah yang menyebabkan ibunya marah seperti itu.

“Bagaimana ini menjadi kesalahanku?! Kaulah yang salah! Jika kau tidak kesini, ibu juga tidak akan marah!” bantah Jikyung. Menurutnya Kiseoplah yang salah. Kenapa Kiseop berlari ke dapur dan megganggu ibunya?

“Ini salahmu! Bukan salahku!”

“Ini salahmu!”

“SALAHMU!”

“SALAHMU!”

“HEY KAU! AWAS KAU YA!”

Lagi, kejar-kejaran itu terjadi lagi. Tapi kali ini Kiseoplah yang mengejarnya. Mereka berdua mengelilingi ruang tamu. Disana terdapat banyak guci kesayangan ibunya. Guci edisi terbatas yang harganya sangat mahal. Salah satunya guci bewarna biru itu, guci itu yang paling favorit diantara semua guci.

“HEY! JANGAN LARI KAU!”

“KEJAR AKU JIKA KAU BISA! DASAR LAM—“ Jikyung menghentikan perkataannya. Ia hampir menabrak guci biru milik ibunya. HAMPIR, untung saja ia bisa mengkontrol gerakannya. Jikyung pun menghela nafasnya. Sampai ia merasa Kiseop menabrak tubuhnya, dan—

PRANG!
Mata Kiseop dan Jikyung membelalakan matanya, melihat benda didepan mereka yang sudah hancur. Pecah berkeping-keping. Guci biru milik ibunya sudah hancur.

“HEY! KENAPA KAU BERHENTI DIDEPAN GUCI? JIKA KAU BERDIRI DITEMPAT LAINNYA TAK AKAN JADI SEPERTI INI!!!” bentak Kiseop keras ditelinga adiknya. Ia menyalahkan adiknya lagi.

“KENAPA KAU MENABRAKKU!? INI MURNI KESALAHANMU!” balas Jikyung dengan nada tingginya. Ia juga menyalahkan kakaknya.

“Apa yang terja— ASTAGA! GUCIKU!” Nyonya Lee keluar dari kamarnya ketika ia mendengar kebisingan yang membuatnya penasaran. Seharus ia tidak keluar, dengan begitu ia tidak perlu melihat kehancuran dari barang kesayangannya itu. Dengan geram Nyonya Lee melihat anaknya yang bersiap untuk lari.

“AWAS KALIAAAN!”

Sekarang aksi kejar-kejaran dilakukan oleh tiga orang. Semua barang yang sebelumnya berada ditempatnya sudah terlempar entah kearah mana. Yang pasti, aku rasa kejar-kejaran kali ini tidak akan pernah selesai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu 2AM I Wonder If You Hurt Like Me [Hangul+Romanization+English+Indonesia]

Lirik lagu Kim Dong Wook (김동욱) My Heart Is Cursing OST You're Beautiful [Han+Rom+Indo]

[Lirik Lagu] Lee Jung 이정 - Wish It Was You 너였으면 좋겠어 Flower Boy Next Door OST (Hangul | Romanization | Indonesia | English)