[FanFiction | FF] BTS | Vignette-Riddle | Who? I Don't Know Anything










Who? I Don’t Know Anything a story by Kyung22
Staring By
BTS’s Kim Seok Jin, V (Kim Taehyung), Suga (Min Yoongi) & OC’s Kim Jinsil
Genre : Riddle, Family | Length : Vignette | Rating : PG-13
Disclaim & Note :
Cerita ini milik saya! Dilarang menjiplak cerita ini tanpa izin dari saya! Berkaryalah dengan otak sendiri!
Ma first Riddle. Mungkin terlalu mudah ditebak.
Jika ada persamaan inspirasi atau alur, itu hanya kebetulan semata!
Maaf jika ada kesalahan dalam EYD dan kata yang sulit dimengerti. Terima kasih kepada para pembaca yang meninggalkan jejak!
(Kunjungi Wordpress-ku)

Summary :
Jadi, siapa yang telah membunuh Min Yoongi?


Hai, namaku Kim Seok Jin. Kalian bisa memanggilku Jin. Aku memiliki 2 adik, Kim Taehyung dan Kim Jinsil. Taehyung adalah anak yang sangat keras kepala. Ia masih duduk dibangku SMA, tetapi ia bersih keras ingin membantuku bekerja di restaurant. Taehyung juga bukanlah orang yang mudah bergaul, jadi ia tidak mempunyai teman di sekolahnya. Terkadang aku khawatir dengan Taehyung yang anti sosial itu. Bagaimana jika aku tidak ada di dunia ini lagi? Siapa yang akan membantu Taehyung nantinya?

Dan yang kedua adalah Kim Jinsil. Dia gadis yang manis, bungsu dari kami bertiga. Jinsil tidak bisa melihat, ia buta sejak lahir. Tetapi Jinsil tak pernah mengeluh. Terkadang aku merasa kasihan padanya. Ia tidak mempunyai orang tua sejak umurnya menginjak 3 tahun, dan kebutaannya membuat banyak orang yang menganggap remeh Jinsil, bahkan tidak sedikit yang mengucilkan Jinsil. Ia juga tidak bersekolah, Jinsil bilang ia tidak ingin merepotkanku dan alasan kebutaannya. Satu lagi, Jinsil tidak bisa dibentak. Ia sangat membenci itu dan akan sangat ketakutan jika mendengar bentakan atau teriakan.

**

“Apa-apaan ini!? Apakah ini yang kau sebut makanan!?”

“Jika tidak suka ya kau buang saja! Protes dengan kokinya! Dasar bodoh!”

Samar-samar aku mendengar suara keributan. Dan ada suara yang sangat familiar ditelingaku. Suara Taehyung. Apakah anak itu membuat masalah? Aku mengintip dari jendela kaca. Benar, Taehyung sedang rebut dengan salah satu pelanggan. Oh Ya Tuhan, kenapa aku memiliki adik yang sangat emosional seperti dia? Tamatlah riwayatku.

Sepersekian detik, aku melihat pelanggan itu pergi dengan wajah kesalnya. Semua orang menatap Taehyung. Seharusnya aku memohon pada Bos agar Taehyung tidak dipekerjakan sebagai pelayan. Lagipula lelaki itu sangat memaksa untuk bekerja. Seharusnya aku tahu, orang anti sosial seperti Taehyung memang tidak bisa bekerja dengan baik. Apalagi menjadi pelayan.

**

Restaurant sudah ditutup. Sekarang pukul 1 dini hari. Kami berdua —aku dan Taehyung— sedang berhadapan dengan bos kami. Orang yang bernama Min Yoongi itu menatap tajam pada kami. Aku hanya bisa menunduk sambil menelan ludahku. Beberapa saat aku melirik Taehyung yang ada disampingku. Alangkah bodohnya lelaki itu. Bagaimana ia bisa mengangkat kepalanya dan menatap datar kearah Yoongi?

“APAKAH KAU SUDAH GILA!? BAGAIMANA BISA KAU ADU MULUT DENGAN PELANGGAN!?” Bentak Yoongi keras-keras. Aku semakin menundukan kepalaku. Dan Taehyung? Aku yakin ia semakin berani menatap Min Yoongi itu.

“Dia yang salah. Seharusnya ia memarahi kokinya, bukannya aku. Bukankah dia bodoh?” jawaban Taehyung itu membuatku sangat terkejut. Aku yakin Min Yoongi pasti semakin marah. Kali ini aku yakin, kami benar-benar akan dipecat.

“KAU YANG BODOH! GUNAKAN OTAKMU SAAT MELAYANI PELANGGAN!” bentak Yoongi lagi.

“Seokjin, bukankah itu masakanmu?” kini Yoongi berbicara padaku. Aku terkejut dan mengangkat kepalaku. Wajah Yoongi itu terlihat sangat menyeramkan.

“I…Iya.” Jawabku gugup.

“Tet…Tetapi maafkan aku. Aku akan merubah rasa masakanku. Tolong jangan pecat aku dengan Taehyung.”  Aku meminta maaf sambil terus membungkukan tubuhku berulang kali. Aku terpaksa menarik leher Taehyung kebawah agar ia juga melakukan hal yang sama denganku.

“KALIAN BODOH ATAU APA!? SUDAH TAU KALIAN SALAH! SEKARANG KALIAN DIPECAT! JANGAN PERNAH DATANG KE RESTAURANTKU LAGI!”

“Baiklah. Memangnya siapa yang ingin bekerja di restaurant jelek milikmu?” Taehyung menarikku untuk pergi. Ucapannya tadi membuatku sangat sangat sangat terkejut. Kami pergi meninggalkan Yoongi, mantan bos kami.

“Kakak…” beberapa langkah setelah kami pergi, terdengar suara gadis yang tak lain adalah Jinsil. Ia berjalan kearahku dan Taehyung, dengan tangannya yang meraba-raba kearah sekitarnya. Aku meraih tangan Jinsil dan menggandengnya.

“Ayo pulang.” Ujar Taehyung. Tetapi Jinsil menolak. Ia menggelengkan kepalanya.

“Aku ingin jalan-jalan sebentar, Kak.”

“Tidak bisa. Ini sudah malam Jinsil. Sangat berbahaya untukmu.” Tanggapku. Sedetik kemudian aku melihat ekspresi murung milik Jinsil. Oh ayolah, aku tak tega melihat ekspresinya yang seperti itu.

“Kumohon, Kak. Aku bisa menjaga diriku.” Jinsil memohon kepadaku. Aku pun melirik kearah Taehyung. Ia mengendikan bahunya kearah Jinsil, ekspresinya seolah mengatakan ‘biarkan dia, Kak’. Aku menghela nafasku.

“Baiklah. Hanya sebentar, Kim Jinsil. Setelah itu kau pulang.” Akhirnya aku mengiyakan Jinsil. Ia tersenyum penuh arti. Dan aku juga ikut tersenyum melihat senyumnya. Hal kecil bisa membuat Jinsil sangat bahagia.

“Terima kasih, Kak.” Setelah mengucapkan itu Jinsil pergi. Berjalan berlawanan arah dengan jalan menuju rumah kami.

Melihat Jinsil yang semakin menjauh, aku dan Taehyung pun berjalan menuju rumah. Aku menunduk, merasa sedih dengan hasil keputusan yang dibuat Yoongi. Sekarang aku memikirkan, dimana aku harus bekerja? Pekerjaan apa? Aku bisa bekerja direstaurant Yoongi itu juga karena rasa belas kasihan darinya. Dan sekarang kesempatan dari rasa kasihan itu sudah hilang.

“Aku benar-benar ingin mencekik lelaki yang bernama Min Yoongi itu.” Umpat Taehyung sambil menendang batu dan kaleng yang berserakan dijalanan. Ekspresinya terlihat sangat kesal. Aku tidak bisa menyalahkan Taehyung. Karena aku juga salah, apapun itu enis masakannya, aku selalu memasak dengan rasa yang sama. Aku terus menundukan kepalaku sepanjang jalan dan hanya diam mendengar umpatan-umpatan yang dikeluarkan Taehyung.

Setelah 10 menit berjalan. Akhirnya kami sampai didepan rumah. Aku memasukan kunci kelubang pintu dan memutarnya. Pintu rumah terbuka. Aku masuk kerumah yang tidak bisa dibilang mewah itu. Bahkan untuk kategori sederhana pun tidak bisa.

Taehyung masuk kekamarnya, sedangkan aku menonton TV. 15 menit kemudian aku melihat Taehyung keluar dari kamarnya. Langka sekali kejadian ini. Biasanya si Taehyung itu akan langsung tidur sampai matahari meninggi.

“Aku akan menyusul Jinsil. Dia belum pulang sampai sekarang.” Ujar Taehyung yang kemudian meninggalkan rumah. Benar, Kim Jinsil belum pulang. Bagaimana aku bisa lupa dan tidak khawatir padanya? Beruntung Taehyung mengingatnya. Se-antinya Taehyung dengan lingkungan dan pergaulannya, aku senang Taehyung masih mau bicara dan peduli dengan keluarganya. Khususnya Jinsil.

**

Pagi datang, aku sudah bangun semenjak 10 menit yang lalu. Dan melihat Jinsil tidur disamping Taehyung. Aku tidak tahu kapan mereka pulang. Tetapi kurasa, aku telah ketiduran semalam.

Tokk… Tokk… Tokk…

Aku mendengar ketukan dipintu rumah kami. Aku berjalan kearah pintu. Siapa yang datang bertamu dipukul 6 pagi seperti ini? Aku memutar kunci dan membuka pintu, kini aku melihat pria bertubuh tegap dengan seragam polisi yang melekat ditubuhnya.

“Bolehkah saya masuk Tuan Kim?” pria itu bertanya dengan formal. Tersadar dari pikiranku yang terus bertanya, aku pun mempersilahkan polisi itu masuk. Kupersilahkan ia duduk disofa yang sudah sobek dibagian bawahnya. Apa yang kau harapkan dari rumah tua yang sudah rapuh seperti ini? Perabotan yang layak? Aku bahkan tidak mempunyai cukup uang untuk membeli semua itu.

“Saya Park Jimin. Dari pakaianku, kau pasti sudah tahu apa pekerjaanku, bukan?” jelas polisi itu. Aku mengangguk. Sungguh, aku tak mengerti kenapa polisi ini ada disini.

“Siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini?” Aku lihat Taehyung yang bersandar dibadan pintu. Ekspresi kantuk dan rambutnya yang terlihat acak-acakan, serta bajunya yang terlihat kusut, khas orang baru bangun dari tidurnya. Tak lama kemudian, aku melihat Jinsil yang menyusul dibelakang Taehyung.

“Sepertinya seluruh orang sudah bangun. Sekarang kalian berdua ikut aku ke kantor polisi.” Ucap polisi itu sambil memborgol tanganku dan tangan Taehyung. Kami ditarik menuju mobil polisi. Aku sangat terkejut dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, begitu juga Taehyung.

“Tunggu! Jika kalian bawa kakakku, aku akan ikut!” seru Jinsil pada polisi yang ada didepannya. Sang Polisi pun mengizinkan Jinsil ikut. Ia masuk kedalam mobil polisi dengan kedua kakaknya.

**

Dikantor polisi, Jin dan Taehyung diperiksa. Banyak pertanyaan yang diajukan polisi pada mereka. Sementera Jinsil menunggu diluar sambil duduk diam, ia khawatir pada kedua kakaknya. Jinsil pun belum tahu apa yang dilakukan kedua kakaknya sehingga polisi memanggil mereka.

Cklek
Terdengar suara pintu yang terbuka. Jinsil bisa merasakan kedua kakaknya menghampirinya. Jinsil menunjukan ekspresi bingungnya. Tangannya meraih tangan Jin yang duduk disampingnya.

“Apa yang terjadi, Kak?” Tanya Jinsil. Ia mendengar helaan nafas berat milik Jin.

“Mantan Bos kami, Min Yoongi, ia ditemukan tewas hari ini. Polisi mengira aku dan Taehyung yang membunuhnya, karena semalam Yoongi bersama dengan kami. Aku tidak membunuhnya, sungguh!” jelas Jin yang kemudian mengacak rambutnya frustasi. Walaupun Yoongi sudah memecatnya, Jin bukanlah orang yang suka menyimpan dendam dan sangat tidak mungkin jika seseorang yang bernama Kim Seok Jin membunuh orang yang sudah pernah berbelas kasih padanya.

“Ck! Si Min Yoongi itu! Sudah mati masih saja mendatangkan masalah. Aku senang dia tewas, tetapi ia justru memberikan masalah pada kita! Menyebalkan sekali dia!” entah kebiasaan atau hobi, Taehyung selalu mengumpat ketika ia mendapat masalah. Ia juga melakukan hal yang sama seperti Jin. Mengacak rambutnya dengan kasar, bahkan ia juga menarik rambutnya, mungkin ada beberapa helai yang rontok.

“Jinsil, kau percayakan jika aku tidak melakukan pembunuhan itu? Kau bahkan bersamaku saat malam itu.” Tanya Taehyung pada adiknya. Jinsil mengangguk mantap, dan Taehyung tersenyum puas. Setidaknya ia memiliki bukti jika ia tidak melakukan pembunuhan itu.

“Memangnya apa yang dilakukan Yoongi pada kalian?” Tanya Jinsil lagi.

“Ia memecatku dengan Taehyung.” Jawab Jin.

“Tidak hanya itu! Ia juga memaki dan juga membentakku.” Sahut Taehyung dengan emosinya.

“Membentak? Aku sangat tidak suka dibentak.” Balas Jinsil. Sedetik kemudian ia tersenyum. Entah senyum apa itu. Hanya Jinsil yang tahu.

Jadi, siapa yang telah membunuh Min Yoongi?

Komentar

  1. wahhh keren thor! aku suka banget! tapi mian nih aku ga bisa nebak karna otak ku memang rada lemot hehe..tapi entah kenapa aku punya firasat kalo si JInsil yang ngebunuh soalnya kan si Taehyung sempet bilang kalau si Yonngi ga cuma memecat dia tapi juga memaki dan membentak. nah, kan si Jinsil gasuka kalo dibentak jadi mungkin alasan dia ngebunuh Yoongi...tapi gatau deh!!!! aku emg payah kalo nebak riddle...ditunggu jawaban yang benar ya thor^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu 2AM I Wonder If You Hurt Like Me [Hangul+Romanization+English+Indonesia]

Lirik lagu Kim Dong Wook (김동욱) My Heart Is Cursing OST You're Beautiful [Han+Rom+Indo]

[Lirik Lagu] Lee Jung 이정 - Wish It Was You 너였으면 좋겠어 Flower Boy Next Door OST (Hangul | Romanization | Indonesia | English)